B. Indonesia

Pertanyaan

laporan kunjungan ke panti asuhan

2 Jawaban

  • 1. Latar Belakang.
    Sebagai sesama manusia, kita berkewajiban untuk saling membantu, terutama yang nasibnya kurang beruntung dibanding kita. maka dari itu lewat bakti sosial ini, kami mengunjungi panti asuhan dengan tujuan untuk saling berbagi dan saling peduli kepada mereka yang membutuhkan.

    2. Tujuan : 
    a. Menumbuhkan rasa simpati dan empati serta kepedulian sosial dalam masyarakat. 
    b. Berupaya membantu meringankan beban masyarakat yang membutuhkannya. 

    3. Tempat & Waktu Pelaksanaan
    Tempat : Panti Asuhan Bina Siwi Komplek Balaidesa Sendangsari Pajangan Bantul
    Waktu : 15 Januari 2014 4. Peserta : Semua mahasiswa Bimbingan Konseling kelas 3A – 1 

    B. HASIL

    Pada tanggal 15 Januari 2014 saya mengadakan kunjungan ke salah satu panti asuhan di Yogyakarta, tepatnya di Panti Asuhan Bina Siwi. Anak-anak bina siwi berlatar belakang dari keluarga yang tidak mampu.Perjanjian dengan orang tua berbeda-beda, penanganan melibatkan pendamping dan kesulitan yang di alami. Permasalahan sosial dipanti asuhan ini terutama yang berhubungan dengan anak (bahwa si anak tidak bisa menerima kenyataan dirinya) namun si anak tersebut diberi bimbingan agar si anak tidak terus-terusan, sehingga anak tersebut merasa termotivasi namun secara keseluruhan sama. Penanganan abk sendiri terdiri dari PLB, agama, keterampilan. Lembaga ini bersifat swasta dalam bakat sendiri masing-masing anak di modifikasi, sehingga bisa diketahui bakat si anak dengan sebagai cara mengelompokkan sesuai bakat yang dimilikinya. Bentuk pembiayaan sendiri diberikan dana 1 tahun 50.000/anak, pada hari raya di berikan bantuan berupa beras, dan dana di peroleh melalui ospek kampus-kampus dengan cara mengikut sertakan anak-anak panti dalm pentas seperti menari,menyanyi, dan lain-lain. Sedangkan pelayanan makan, minum dan lain-lain berdasarkan sumbangan/donatur. Jumlah pengasuhnya ada 8 orang. Jumlah anak ada 25 orang, dimana berlatar belakang satu sama lain berbeda-beda. Panti asuhan bina siwi berkerjasama dengan pemerintah desa. Penyakit yang diderita dari masing-masing anak antara lain: tunarungu, tunawicara, tunagraita (daya fikir kurang), tunadaksa (keterbatasan gerak motorik). Bentuk pembelajaran anak yang diterapkan: a. Mampu didik : bisa belajar, biasanya usia 14-15th b. Mampu latih : tunagraita, anak yang tidak mengikuti pendidikan secara akademik (IQ antara 25-50) c. Mampu rawat (idiot) : hanya bisa di rawat, tidak bisa dilatih/dididik (IQ antara 0-25) Kondisi panti satu-satunya yang mengelola ABK secara mandiri (dikembangkan potensi meskipun keterbatasan). Pengelolaan panti swasta secara pendanaan masih terbatas, mendapatkan subsidi dari pemerintah desa, upaya yang dilakukan dalam penambahan dana dilakukan berbagai macam keterampilan misalnya: pembuatan telur asin, sovenir, batik, pembuatan kaos. Kondisi di panti bina siwi ini ada berbagai bentuk penanganan berdasarkan IQ-nya :  IQ 50-75 mampu didik disekolahkan di SLB  IQ 25-50 mampu latih indesi/bian diri  IQ 0-25 mampu rawat atau idiot tidak disekolahkan misalkan:untuk mandi, makan dan sebagainya masih perlu pendampingan dan komunikasi menggunakan bahasa isyarat. Pembiayaan untuk mencukupi kebutuhan dilakukan berbagai cara yakni bekerjasama dengan pihak rumah sakit jika ada yang sakit. Kegiatan disesuaikan dengan bakat anak ada juga jadwal lain yang digerakkan untuk meningkatkan bakat anak. Jadwal kegiatan yang sering dilakukan yaitu : 
    a. Senin : mencatat, menulis, berhitung 
    b. Rabu : kesenian 
    c. Jum’at : agama 
    Pengurus panti yaitu : 
    a. Kepala panti asuhan : ibu mugiati 
    b. Pengasuh panti asuhan : ibu jumilah, pak sugiman, ibu suwanti, mbak rini, dan mbak muslimah.

  • isi laporan:
    dari kunjungan yg sudah saya lakukan saya dapat melihat bagaimana keadaan  panti.,sebenarnya keadaan panti sudah cukup memprihatinkan dengan atap2 yg mulai rapuh,kusen pintu yg rusak,dan genteng2 yg bocor..
    ibu pemilik panti juga mengatakan sudah 2 tahun ini dana bantuan pemerintah tak kunjung diterima.padahal sudah beberapa kali mereka datang kedinaskota untuk menanyakak hal tersebut.anak2 disana memang sudah mendapat pendidikan namun hanya bagi yg sudah sekolah dasar.karna pihak panti belum mampu untuk menyekolahkan anak2 usia dini.sehingga mereka hanya bisa belajar dipanti..

    maaf y klo salah

Pertanyaan Lainnya