Sejarah

Pertanyaan

Apa dampak pemberontakan DI/TII di Indonesia?

1 Jawaban

  • Dampak pemberontakan DI/TII di Indonesia adalah tahun 1951 sampai dengan tahun 1961 pasukan DI/TII cukup intensif dalam melaksanakan setiap aksi-aksinya terutama di wilayah Maros (para penduduk mengidentifikasi dengan “geromboan”) yang telah menimbulkan kesengsaraan, keresahan, ketidak-amanan dan ketidak-kenyamanan. Aksi-aksi penculikan terutama dialamatkan kepada tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh di suatu kampung dengan harapan (mereka itu tadi) menjadi kaki tangan DI/TII dalam mobilissi gerakan massa. Pasukan DI/TII juga melakukakn perampokkan barang-barang (tanpa kecuali barang-barang yang mereka dapati ketika beraksi) kepunyaan penduduk hampir dalam setiap kali aksi memasuki kampung-kampung.

    Pembahasan

    Hai teman-teman BrainlyLovers...!!! Sekarang kita akan membahas pemberontakan DI/TII.  

    Selamat belajar...!!!  

    Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia pada 7 Agustus tahun 1949 di sebuah desa di Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat. Sedangkan Gerakannya bernama Darul Islam atau “DI” dan tentaranya bernama Tentara Islam Indonesia atau “TII”.

    Gerakan DI/TII dibentuk saat pasukan Siliwangi meninggalkan wilayah Jawa Barat untuk berpindah ke Jawa Tengah dan Yogyakarta. Perpindahan tersebut adalah dalam Rangka untuk melaksanakan ketentuan dari perjanjian Renville. DI/TII berkembang pesat, menyebar sampai di berbagai wilayah Indonesia. Penyebaran DI/TII smapai ke Jawa Barat, daerah perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Aceh hungga ke Kalimantan.

    Pada saat pasukan Siliwangi berpindah ke Jawa Tengah dan Yogyakarta, gerombolan DI/TII leluasa dalam melakukan gerakannya. Gerakan DI/TII membakar rumah-rumah, merusak bahkan membongkar jalur rel kereta api, menyiksa dan merampok harta benda para penduduk.  

    Setelah pasukan Siliwangi melakukan Long March kembali ke wilayah Jawa Barat, DI/TII berhadapan dengan pasukan Siliwangi. Dan untuk melindungi kereta apai, Kavaleri Kodam VI Siliwangi “sekarang Kodam III” mengawal kereta apai dengan panzer tak bermesin yang didorong oleh lokomotif uap D-52 buatan Krupp Jerman Barat. Panzer tersebut berisi anggota TNI yang siap dengan sejata mereka. Bila ada pertempuran antara TNI dan DI/TII didepan maka kerata api harus berhenti di halte terdekat.

    Pemberontakan bersenjata yang berlangsung selama 13 tahun itu telah menghalangi pertumbuhan ekonomi masyarakat, ribuan ibu-ibu menjadi janda dan ribuan anak-anak menjadi yatim piatu. Dalam hal ini diperkirakan ada sekitar 13.000 rakyat Sunda, anggota organisasi keamanan desa “OKD” serta tentara gugur.

    Anggota DI/TII yang tewas tak diketahui jumlah pastinya. Setelah Kartosoewirjo ditangkap TNI dan tahun 1962 dieksekusi mati. Gerakan DI/TII terpecah belah, akan tetapi tetap eksis secara diam-diam walaupun sudah dinyatakan sebagai organisasi yang ilegal dan terlarang oleh pemerintah Indonesia.

    Pelajari Lebih Lanjut

    1. Kajian tentang latar belakang pemberontakan DI/TII bisa coba cek brainly.co.id/tugas/12959021

    2. Kajian tentang cara pemerintah untuk menumpas DI/TII disemua wilayah Indonesia bisa coba cek brainly.co.id/tugas/2155385

    3. Kajian tentang pemberontakan DI/TII dan penumpasan bisa coba cek brainly.co.id/tugas/17185242

    Detail Jawaban

    Kelas  : 11

    Mapel : Sejarah

    Bab 6 : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

    Kode  : 11.3.2006

    Kata Kunci : Pemberontakan DI/TII, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, Negara Islam Indonesia.

Pertanyaan Lainnya